Kamis, 30 Mei 2019

Jalan_Makan - Surabaya part 1_2009


Kunjungan Pertama ke Surabaya

Pic: Kunjungan pertama ke Rawon Setan, Jl. Embong Surabaya, 2009


Perjalanan ini Penulis lakukan beberapa bulan setelah penulis mulai kerja di perusahaan swasta di kota Bandung. Di sela-sela pekerjaan, kami sempatkan untuk menjelajahi kuliner di Surabaya tepatnya di Rawon Setan. Ternyata tidak sesuai namanya yang horor, tapi menurut Penulis Setannya mulai banyak kalau sudah malam,banyak wanita-wanita yang makin minim busana datang ke tempat ini,,hahaha..just my opinion. Terlepas itu, rawonnya muantapp bangett dengan kuah kental khas dan daging yang empuk.

Surabaya memang surganya kuliner, hampir sama dengan Bandung kotaku tercinta,mungkin karena itulan Bonek dan Bobotoh saling akur ya...^_^. Jarak dari hotel Fortuna di dekat Kebon Binatang Surabaya tidak begitu jauh untuk menapaki langkah demi langkah mencari jajanan kuliner Surabaya.


                   Pic: Bersama tim rekanan dari Surabaya, 2009




Selasa, 28 Mei 2019

Pertama mendarat ke Ranah Minang

Ranah Minangkabau nan Menawan

Pic: Berpose depan Bandara Internasional Minangkabau, 2009


Inilah kali pertama penulis menjelajah di ranah minang, tanahnya para jagoan masakan rendang di Indonesia. Perjalanan menuju Padang pada tahun 2009 dari Bandung harus dilakukan dari Bandara Soekarno Hatta. Perjalanan dari Bandara Soetta hanya memakan waktu selama 2 jam penerbangan. Penulis datang ke tanah minang 2 tahun sejak gempa mengguncang Sumatera Barat yang meluluhlantahkan bangunan. Nampak saat pertama kali menginjakkan kaki di padang, masih banyak bangunan yang belum direnovasi. 

Pic: Sehabis shalat depan Masjid Raya Bukit Tinggi, 2009


Hari kedua menginjakkan kaki di ranah minang dilanjutkan dengan perjalanan dari Padang ke Bukittinggi karena ada suatu acara yang dihadiri di salah satu hotel di Bukit Tinggi. Selama di Bukit Tinggi Penulis menyempatkan berfoto di depat Jam Gadang Bukit Tinggi. 

Pic: Depan Jam Gadang bukit tinggi, 2009

First Flight_Tarakan - Bulungan

Perjalanan ke Utara Borneo

Pic: Pelabuhan Tangkayu - Tarakan, Kalimantan Timur, 2009


Dinas luar kota pertama yang cukup melelahkan. Betapa tidak, perjalanan bisa menempuh 1 hari penuh dari Bandung. Tahun 2009, belum ada penerbangan ke Balikpapan atau sebaliknya dari Bandara Husein Sastranegara. Perjalanan dari Bandung harus ditempuh melalui jalur darat ke Bandara Soetta dengan spare waktu yang cukup lama yaitu sekitar 5 - 6 jam. Waktu itu Penulis berangkat dari Bandung jam 23.00 WIB dengan jadwal penerbangan pertama pada jam 06.00 WIB menggunakan pesawat singa terbang karena penerbangan bisa langsung ke Tarakan dengan transit di Bandara Sepinggan Balikpapan. 

Perjalanan tidak berhenti sampai di Tarakan, karena perjalanan harus dilanjutkan dengan perjalanan laut dan sungai dari pelabuhan Tangkayu Tarakan menuju pelabuhan Tanjung Selor - Bulungan. 


Perjalanan pertama Penulis di Borneo ditemani direktur CV. Zaha Indo Mecca, rekanan perusahaan di Balikpapan yaitu Bapak Cahliansyah yang sangat baik hati. Selama perjalanan dari Balikpapan sampai ke Tanjung Selor, beliau yang mengenalkan Borneo ke Penulis. Pada waktu itu Penulis juga baru merasakan naik kapal motor kecil kapasitas 10 orang yang dipaksa diisi dengan 20 penumpang melalui jalur laut dan sungai, sesekali baling-baling perahu tersangkut di bawah sungai terkena ranting dan tanaman rawa sehingga memaksa kami untuk berhenti di tengah sungai dan hutan borneo. Sesekali di kejauhan nampak buaya yang mungkin sudah siap-siap untuk menerkam, amazing...pengalaman yang mendebarkan. Alhamdulilah malam hari kami sampai di Tanjung Selor, ibu kota Kabupaten Bulungan (dulu masih kalimantan timur, sekarang sudah menjadi kalimantan utara). Penginapan pun seadanya karena menurut Penulis sekitar tahun 2009, Tanjung Selor lebih pas seperti kota kecamatan dibandingkan kota kabupaten. Namun bagaimanapun inilah Indonesia, memiliki ragam buaday dan keunikan yang berbeda dengan kultur masyarakat yang berbeda pula. Di kota inilah Penulis baru merasakan pengalaman menjadi seorang Trainer kepada guru-guru sekolah menengah yang sudah mendapatkan produk alat dari perusahaan Penulis bekerja di Bandung. Alhamdulilah bisa mengamalkan ilmu kepada mereka yang berjasa di dunia pendidikan.

Pic: Jembatan Sei Kelay - Berau, 2009


Perjalanan pulang dilakukan melalui jalur darat dari Tanjung Selor ke Balikpapan dengan perjalanan selama 2 hari. Di tengah perjalanan mampir dan menginap di Berau, namun sayang Penulis tidak menyempatkan bertualang di Maratua. Akses pesawat waktu itu masih sedikit peswat yang bisa masuk ke Berau yang memang sudah ada bandara. Perjalanan melalui darat ini melalui beberapa kota yaitu Tanjung Selor - Berau - Bontang - Kutai Timur - Samarinda - Balikpapan.Sungguh perjalanan menegangkan plus menyenangkan melihat masih asrinya pemandangan hutan Borneo, msekipun jalan belum beraspal semua dan hampir tidak ada penerangan karena menembus hutan belantara.
Pic: Berfoto di sungai Kelay - Tanjung Redeb, Berau, 2009




Senin, 27 Mei 2019

Welcome to the Jungle - Memulai Karir

Perjalanan Dinas Pertama - Memulai Pengalaman


Pic: Bandar Udara Internasional Juwata,Tarakan, 2009


Welcome to the Jungle! Itulah pepatah yang sering muncul dalam benak seseorang yang baru saja menyelesaikan kuliah sarjana dan memiliki keinginan untuk langsung bekerja. Dan pengalaman itu pula yang membawa Penulis mengalami hal seperti ini. Selepas kuliah S1 tahun 2007 dari salah satu universitas negeri di kota Bandung, Penulis merasakan betapa kerasnya perjuangan mencari kerja (tanpa bantuan kiri kanan lho ya) sendiri. Mulai dari ikut mengajar di salah satu Bimbel dengan penghasilan pas pasan sambil usaha counter pulsa di dekat rumah sampai dengan mencoba peruntungan menjadi Trading Analysis di perusahan V****ry (dulu kantornya yang di Dago). Namun karena tidak sesuai hati dan dianggap masih perlu pengalaman lebih, Penulis akhirnya mencoba peruntungan lain melamar supervisor di perusahaan swalayan di kota Bandung, namun pada saat test terakhir urung melanjutkan karena bagaimana tidak, ijazah harus ditahan cuy, kalau kita berhenti di tengah jalan malah dapat denda. Kebijakan yang sungguh aneh.....

Kerasnya hidup dengan mencari kerja memang menjadikan suatu pengalaman berharga. Berbeda dengan kalian yang hanya meminta belas kasihan untuk bisa bekerja dari bapak,ibu,sodara, tetangga, oppa, omma, geongnim, ajeosi, dll yang tinggal duduk bekerja. Penulis bukan orang seperti itu, semua itu butuh perjuangan cuy. Nah, kembali ke cerita tahun 2007-2008an, penulis mencoba melanjutkan karir di Jakarta. Waktu itu ada panggilan test dan wawancara dari Bank Internasional di Jakarta di daerah Kuningan, tepatnya Jl.HR Rasuna Said. Ya meskipun hanya mengikuti program ODP nya Bank, namun karena jiwa fresh graduate masih menggebu-gebu, akhirnya penulis mencoba menjalani. Alhamdulilah waktu itu ada kawan satu almamater di daerah Pondok Labu Jaksel sehingga selama 3 bulan menumpang dan bolak balik Pondok Labu - Kuningan PP yang menguras tenaga dan keringat dengan kemacetan jakarta waktu itu...Pengalaman ini hanya bertahan singkat karena Penulis merasa lebih baik kembali ke Bandung untuk mencari kerja.

Lamaran demi lamaran di koran PR (yang terkenal di hari sabtu, buanyak banget loker), ikut di jobsDB dan jobstreet dengan paket begadang di Warnet (waktu itu cuma 10 rb) karena modem masih jarang dan laptop masih langka,akhirnya Penulis mendapat kesempatan tes dan wawancara di salah satu perusahaan manufaktur terbesar dan bergelut di bidang produsen alat peraga pendidikan dan kesehatan.

Yap akhirnya awal tahun 2009 itulah sekitar bulan Februari 2009 Penulis kembali ke Bnadung dan mencoba peruntungan di perusahaan ini. Namun karena posisi yang dilamar sesuai dengan jurusan kuliah sehingga penulis merasa mungkin inilah rejeki dari Allah hasil dari ikhtiar yang sudah dilakukan. Menjabat sebagai staf Research and Development, Penulis mendapat kesempatan memperoleh ilmu baru dan kawan-kawan baru yang menyenangkan. Ingat, Inti dari bekerja adalah Kenyamanan, bukan saling sikut ingin menduduki jabatan. Just my opinion, CMIIW.....:-) 

Pada tahun ini pula Penulis baru merasakan dinas luar kota pertama dan pertama naik pesawat, maklum selama lahir sampai kuliah hanya di bandung saja jaga gawang,hehe...(continued...)